Misteri Goa Terbesar yang Angker dan Mengeluarkan Siulan Akhirnya Terungkap

Share :

Pasti Anda pernah mendatangi sebuah tempat yang tiba-tiba terasa ada kekuatan magis disekitarnya sehingga menyebabkan bulu kuduk Anda berdiri. Perasaan ini jugalah yang dirasakan oleh penduduk sekitar Son Doong Cave, goa terbesar di dunia yang terletak terletak di Phong Nha-Ke Bang National Park, Kabupaten Bo Trach, Provinsi Quang Binh, Vietnam.

Goa ini mengeluarkan suara-suara aneh sepanjang hari dan ditambah dengan suhu dingin nya benar-benar menyebabkan bulu kuduk penduduk perumahan sekitarnya tersebut merinding.

Suara-suara aneh menciptakan kesan angker terhadap goa ini sehingga penduduk sekitar  tidak berani menginjakkan kakinya ke goa Son Doong tersebut. Kepercayaan akan hal-hal gaib yang terdapat di dalam goa tersebut menakutkan semua penduduk disana.


Khabar mengenai goa misterius ini kemudian sampai ke telinga para ilmuwan Inggris. Para ilmuwan ini pun mendatangi gua ini untuk mengadakan observasi. Mereka sangat terkejut karena ternyata goa ini maha luas bahkan besarnya lima kali lebih luas daripada goa terbesar di Vietnam, Phong Nha.

Lebih terkejut lagi mereka ketika mereka melakukan pengukuran atas goa tersebut, ternyata lebih besar daripada pemegang rekor goa terbesar di dunia, Deer di Malaysia, yang panjang nya hanya 2km, tinggi 100 meter, dan lebar 90 meter. Dengan demikian Son Doong Cave merupakan goa terbesar di dunia dengan panjang sekitar 5 km, tinggi 200 m, dan lebar 150 meter.


Sampai akhirnya tahun lalu, sekelompok ilmuwan Inggris mengungkap harta terpendam Vietnam ini. Para peneliti mendatangi Son Doong Cave untuk melakukan observasi. Betapa terkejutnya mereka, ketika menemukan ternyata goa itu maha luas. Goa ini ternyata lima kali lebih luas dari gaa terbesar di Vietnam, Phong Nha, bahkan setelah diukur, luasnya jauh lebih besar dari goa terbesar di dunia, Deer di Malaysia.

Bukan hanya itu, para tim peneliti Inggris dari British Cave Research Association ini juga berhasil menguak suara-suara aneh yang selama ini ditakuti penduduk. Menurut mereka siulan aneh tersebut disebabkan oleh angin dan sungai bawah tanah yang airnya sangat deras sehingga menggemakan suara-suara aneh itu.


Setelah penemuan spektakuler tersebut, tim ekspedisi Inggris ini melanjutkan penelitian sekitar pegunungan barat provinsi Quang Binh dan mendapatkan penemuan yang luar biasa. Dalam satu bulan ekspedisi mereka, berhasil ditemukan 20 goa lagi. Dengan demikian, berarti, terdapat total 150 goa di Phong Nha Ke Bang National Park.









Sumber:
adipedia.com

13 Katak Bertaring Ditemukan di Sulawesi

Ben Evans, pakar hewan dari McMaster University di Hamilton dan ilmuwan Indonesia menemukan 13 spesies katak bertaring di Sulawesi. Sejumlah 9 dari 13 spesies itu belum pernah ditemukan sebelumnya. Penemuan ini dilaporkan dalam jurnal The American Naturalist bulan ini.

 
Katak ini meletakkan telur di dedaunan dan bukan di air, lalu menungguinya. Jenis ini adalah salah satu dari 9 spesies katak yang belu dikenal dunia ilmu pengetahuan sebelumnya.

Katak bertaring termasuk dalam genus Limnocetes, disebut bertaring karena memiliki tonjolan tulang di rahang bawah. Taring yang dimaksud bukan berarti gigi taring yang sebenarnya, sebab tak memiliki akar gigi atau ciri-ciri gigi lainnya.

Dalam papernya, Evans menulis, seluruh spesies katak bertaring yang ditemukan memiliki variasi adaptasi yang berbeda, sesuai kondisi lingkungan dan iklim mikro masing-masing, mulai dari yang terbasah hingga terkering dan dengan beragam vegetasi yang ada.

Beberapa spesies punya kaki berselaput tebal untuk beradaptasi dengan arus sungai yang deras. Sementara yang lain berselaput tipis, sesuai dengan lingkungan darat. Yang unik, ada katak yang melakukan fertilisasi internal, meletakkan telurnya jauh dari air dan mengawasinya.

Katak bertaring dari genus Limnonectes, memiliki tonjolan tulang unik di rahangnya. Para peneliti tidak yakin apa kegunaannya, namun diduga untuk mempertahankan diri atau mencari makan.

"Penemuan ini menjadi contoh bagus bagaimana spesies pada akhirnya menggunakan taktik yang sama untuk survive dan melakukan diversifikasi ketika diberi kesempatan," kata Evans seperti dikutip CBCnews, Jumat (12/8/2011).

Evans mengatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian, tak ada genus katak lain di Sulawesi yang bisa berkompetisi dengan genus katak bertaring. Ini menjadi bukti bahwa katak bertaring berevolusi untuk mengisi kekosongan relung kehidupan yang ada di Sulawesi.

Sampai saat ini, ilmuwan belum mengetahui manfaat taring pada katak genus ini. Beberapa kemungkinan adalah sebagai senjata melawan pejantan lain untuk mempertahankan wilayah, menangkap mangsa seperti ikan dan serangga serta sebagai senjata melawan predator.

Untuk menemukan katak ini, Evans dan timnya harus melakukan ekspedisi di sepanjang sungai dan hutan dengan resiko gigitan ular berbisa. Hasilnya, ada 683 ekor katak yang berhasil ditangkap. Peta distribusi katak lalu dibuat, sekaligus perbandingan ciri katak dengan lingkungannya.

 
Salah satu bentuk adaptasi hidup di aliran sungai yang deras adalah ukuran tubuh yang besar. Beberapa spesies katak bertaring tumbuh hingga sepanjang 13 cm.

Saat ekspedisi, Evans berusaha menangkap katak di hutan yang belum tersentuh illegal logging. Namun, ia mengatakan, "Ada banyak hutan dimana kami mengambil sampel yang kemudian hilang ketika kami mengunjunginya beberapa tahun kemudian."

Sejauh ini, Evans mengatakan belum ada dari spesies yang ditemukan punah. Tapi ia mempercayai, distribusi katak-katak tersebut telah berkurang. Perlu usaha pelestarian lingkungan untuk menjaga katak-katak ini tetap eksis.


Sumber:
http://sains.kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cna certification